Pertempuran Lima Hari di Semarang, Sekda Jateng: Kobarkan Semangat Nasionalisme dan Pantang menyerah, demi Tanah Air Indonesia.

Pertempuran Lima Hari di Semarang, diperingati secara meriah, dengan aksi treatikal di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Senin (14/10/2024) malam

Oct 15, 2024 - 10:51
Oct 15, 2024 - 10:57
 0  5
Pertempuran Lima Hari di Semarang,  Sekda Jateng: Kobarkan Semangat Nasionalisme dan Pantang menyerah, demi Tanah Air Indonesia.
Pertempuran Lima Hari di Semarang, diperingati secara meriah, dengan aksi treatikal di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Senin (14/10/2024) malam foto: humas

SEMARANG satriajayamedia.com -  Pertempuran Lima Hari di Semarang, diperingati secara meriah, dengan aksi treatikal di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Senin (14/10/2024) malam.

 Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyatakan, peringatan tersebut menjadi momentum untuk mengobarkan semangat nasionalisme, gotong royong, menjaga persatuan, serta terus berjuang membangun kemajuan Bangsa Indonesia.

Ditambahkan, perjuangan para pahlawan dalam merebut dan menpertahankan kemerdekaan, tidaklah mudah. Karena itu, meskipun Indonesia telah merdeka, namun semangat perjuangan perlu terus dikobarkan.

“Perjuangan tidak hanya merebut kemerdekaan, tetapi juga dalam membangun bangsa agar lebih maju lagi. Dan itu ada di tangan anak-anak muda kita,” ujar Sumarno, yang pada kesempatan itu menjadi inspektur upacara.

Menurutnya, generasi muda harus mencontoh nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang rela gugur demi kemerdekaan, berjuang dengan tulus, ikhlas, penuh semangat, dan pantang menyerah, demi Tanah Air Indonesia.

“Kita harus meneladani nilai-nilai nasionalisme dan gotong royong, karena semua masalah bisa kita selesaikan dengan bergotong royong, saling tepa selira, saling memahami,” pintanya.

Dalam kesempatan acara peringatan tersebut, ribuan warga antusias menyaksikan treatikal Pertempuran Lima Hari, yang dimainkan para pelajar dan mahasiswa.

Dalam treatikal itu digambarkan, perjuangan rakyat Jateng dengan penuh semangat dan rela mati demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan bentrokan antara pasukan Jepang dengan pasukan Indonesia, yang terdiri dari personel Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan para pemuda Jateng, yang terjadi pada 14-18 Oktober 1945.

Sumarno mengaku, terharu menyaksikan treatikal yang mengisahkan sejarah perjuangan rakyat Jateng, mempertahankan Kota Semarang dari tangan Jepang.

Ia berharap, sejarah Pertempuran Lima Hari sebagai inspirasi dalam membangun semangat patriotisme, solidaritas, dan persatuan, untuk menghadapi tantangan global yang terus berkembang dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.