Yoyok-Joss Siapkan Strategi Pelestarian Budaya Lokal Semarang dalam Pilwakot 2024
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss), memaparkan rencana strategis mereka untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal di kota ini.
SEMARANG satriajayamedia.com - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss), memaparkan rencana strategis mereka untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal di kota ini.
Dalam diskusi pada putaran ketiga Pilwakot Semarang 2024, Joko Santoso menjelaskan bahwa pengembangan kebudayaan adalah salah satu prioritas mereka untuk membawa Semarang menjadi lebih berbudaya dan maju.
Menurut Joko Santoso, meski Semarang memiliki potensi budaya yang besar, namun Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) kota ini masih berada di bawah rata-rata nasional. Pada tahun 2023, IPK Semarang tercatat hanya sebesar 50,7 persen, sementara IPK nasional berada di angka 55,13 persen.
Untuk itu, pasangan Yoyok-Joss berkomitmen untuk memperbaiki kondisi ini dengan langkah-langkah strategis yang akan meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal.
Hal itu dipaparkannya dalam putaran ketiga Pilwakot Semarang 2024. Dia mengatakan bahwa strategi pertama Yoyok-Joss untuk melestarikan kebudayaan ialah dengan memasukkan budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah.
"Pertama adalah pemanfaatan kebudayaan melalui memasukkan budaya lokal dalam kurikulum pendidikan," katanya di Hotel Patra Kota Semarang, Jumat (15/11/2024) malam. Dia menjawab pertanyaan Iswar Aminuddin soal upaya pelestarian budaya lokal.
Sejumlah langkah lainnya adalah menghidupkan sentra-sentra budaya yang sudah ada di Kota Semarang seperti Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Juga meningkatkan promosi budaya lokal melalui event pameran budaya tingkat internasional.
"Termasuk pengembangan kebudayaan melalui pengembagan ekonomi budaya, yaitu meningatkan ekonomi pelaku budaya melalui aktivitas event kebudayaan," ungkap Joko Santoso.
Menurutnya, pelestarian budaya yang dilakukan Pemkot Semarang sudah baik dan akan dilanjutkan. Misalnya tradisi Dugderan setiap bulan Ramadan serta bedah bumi dan bedah laut. Tradisi ini berpotensi menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang.
"Banyak hal yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang bahwa Yoyok-Joss ini memang punya visi keberlanjutan. Kalau memang program-program sebelumnya ini memang sudah ada dan bagus akan kami lanjutkan," beber dia.
Di lain hal, salah satu upaya yang dilakukan Yoyok-Joss untuk menjaga warisan nenek moyang ialah melindungi situs cagar budaya. Misalnya Kawasan Kota Lama Semarang yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia.
"Termasuk perlindungan kebudayaan melalui situs cagar budaya seperti contoh Kota Lama dilakukan pengembangan warisan budaya dunia," ungkap Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang tersebut.