Yoyok-Joss Siap Bangun Sarana Olahraga Standar Internasional di Semua Kecamatan

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss), mengusung program besar: membangun sarana olahraga berstandar internasional di seluruh kecamatan di Kota Semarang. Program ini menjadi perhatian publik karena ambisinya yang tidak hanya menyasar kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi dan sosial.

Nov 15, 2024 - 13:19
 0  4
Yoyok-Joss Siap Bangun Sarana Olahraga Standar Internasional di Semua Kecamatan

Semarang  satriajayamedia.com   - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss), mengusung program besar: membangun sarana olahraga berstandar internasional di seluruh kecamatan di Kota Semarang. Program ini menjadi perhatian publik karena ambisinya yang tidak hanya menyasar kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi dan sosial.

Mengapa Sarana Olahraga?

Yoyok Sukawi menjelaskan, program ini merupakan prioritas dalam Hasta Karya pasangan Yoyok-Joss, khususnya pada agenda Semarang Mbagun dan Semarang Pinter lan Sehat. “Alasannya sederhana, warga Semarang butuh sehat dan berprestasi di bidang olahraga. Ini kebutuhan semua lapisan masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,” ujarnya di Semarang pada Jumat (15/11/2024).

Keberadaan sarana olahraga yang layak, nyaman, dan menyenangkan menjadi dasar untuk mewujudkan masyarakat sehat secara fisik dan mental. Model sport center yang akan dibangun tidak hanya menyediakan lapangan olahraga, tetapi juga beragam fasilitas seperti futsal, basket, bulutangkis, voli, jogging track, senam, hingga yoga. “Pilihan olahraga prestasi seperti atletik, bela diri, dan sepak bola juga akan dirumuskan melalui konsultasi dengan publik,” tambah Yoyok.

Strategi Pembangunan dan Penyebaran Fasilitas

Saat ini, tidak semua kecamatan di Semarang memiliki fasilitas olahraga yang memadai. Program Yoyok-Joss bertujuan untuk menambah dan meningkatkan fasilitas tersebut ke level internasional. Sarana ini akan melengkapi fasilitas olahraga yang sudah ada, seperti GOR Jati Diri, Sport Center BSB City, hingga Stadion Diponegoro.

“Semarang harus menjadi kota yang sportif. Selain meningkatkan kesehatan, fasilitas ini juga bisa menjadi daya tarik wisata olahraga,” ujar Yoyok.

Manfaat Ekonomi dan Sosial

Selain sebagai tempat olahraga, sport center ini juga dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Lokasi sekitar sport center akan dilengkapi gerai UMKM dan sarana relaksasi untuk warga. Dengan begitu, ada efek berantai berupa peningkatan ekonomi lokal. “Warga bisa membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan pengunjung sport center, baik makanan, minuman, maupun perlengkapan olahraga,” jelasnya.

Di sisi sosial, Yoyok menekankan pentingnya fungsi integrasi melalui olahraga. “Era digital membuat interaksi sosial berkurang. Dengan olahraga bersama di sport center, warga dari berbagai kelompok usia dan latar belakang bisa bersilaturahmi,” ujarnya.

Olahraga untuk Lansia

Salah satu kelompok yang menjadi perhatian dalam program ini adalah lansia. Sport center akan dilengkapi jogging track yang dirancang khusus untuk mereka. “Jogging track ini bisa dimanfaatkan untuk olahraga ringan seperti jalan kaki atau lari kecil, yang baik untuk kesehatan jantung, otot, dan daya ingat,” kata Yoyok.

Penelitian dari American Heart Association menunjukkan bahwa lansia yang berjalan kaki 150 menit per minggu memiliki risiko kematian 20 persen lebih rendah. Manfaat serupa juga diungkapkan oleh The American Journal of Clinical Nutrition dan European Journal of Preventive Cardiology, yang menyatakan bahwa jalan kaki selama 20 menit sehari dapat mengurangi risiko kematian hingga 30 persen.

Mengukur Kesuksesan: Peningkatan IPM

Tujuan besar dari program ini adalah peningkatan kualitas hidup warga, yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada 2023, IPM Kota Semarang tercatat sebesar 84,43, dengan angka harapan hidup (AHH) 77,90 tahun. Yoyok menargetkan peningkatan AHH hingga mencapai 79,00 tahun.

“Keberadaan sarana olahraga ini akan menjadi salah satu instrumen untuk meningkatkan IPM, khususnya pada dimensi umur panjang dan hidup sehat,” tegas Yoyok.

Semarang Menuju Kota Sportif

Dengan visi besar ini, Yoyok-Joss berharap Semarang tidak hanya menjadi kota yang sehat dan berprestasi, tetapi juga kota yang mengintegrasikan pembangunan fisik, ekonomi, dan sosial. “Ini adalah langkah besar untuk menjadikan Semarang sebagai kota sportif yang mendukung kesehatan, prestasi, dan kebersamaan warganya,” tutup Yoyok.

Program ini pun diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjadi modal untuk menjadikan Semarang sebagai kota percontohan di Indonesia.